Berbagai Masalah yang Dihadapi Saat Anak Masuk SMA - Orang bilang, masa SMA adalah masa yang paling indah. Di masa inilah, kita melepas masa remaja dan mulai bebas bersikap layaknya orang dewasa. Namun di balik itu semua, masa-masa ini bisa menjadi saat yang paling mengkhawatirkan. Mengapa? Banyak alasannya. Sebagian anak merasa belum siap meninggalkan masa remajanya, mendengar pengalaman seseorang yang tidak menyenangkan tentang dunia SMA, atau anak memang bukan tipe yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
Sebelum Anda “melepas” mereka, persiapkanlah untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang mungkin akan mereka dapatkan kemudian. Berikut ini masalah-masalah yang mungkin dihadapi ketika mereka sekolah di tingkat menengah.
Stres
Anak bisa jadi lebih stres daripada yang Anda pikirkan. Dalam sebuah survei terbaru, hanya 2-5 persen orang tua yang menilai anaknya stres dalam artian ekstrim. Sedangkan 14 persen remaja mengatakan, mereka hanya merasa khawatir saja.
Cobalah untuk alihkan kekhawatiran anak dengan memberinya banyak kegiatan, sehingga ia tidak punya waktu untuk memikirkan kekhawatirannya. Jika Anda berpikir anak stres, bicaralah kepadanya atau dorong dia untuk berbicara dengan orang dewasa lain, seperti bibi atau paman.
Citra Tubuh
Anak-anak yang kelebihan berat badan atau obesitas biasanya bermasalah dalam bersosialisasi di lingkungan yang baru. Untuk membantu melawan pikiran tidak sehat mengenai citra tubuhnya, mulailah dengan diri Anda sendiri.
Jangan memaksa anak untuk melakukan diet atau mengkritik bentuk badannya, tapi alihkan kekhawatirannya dengan melakukan kegiatan yang bisa membantu anak menurunkan berat badannya dan menjadikannya lebih sehat.
Kencan dan Lawan Jenis
Bicaralah pada anak remaja Anda tentang kencan sebelum mereka memulainya. Mereka mungkin memiliki pertanyaan tentang kencan, seks secara umum, atau sekadar ingin menyampaikan perasaannya sendiri. Cobalah menjawab dengan tenang dan tanpa penghakiman, bahkan jika itu membuat Anda tidak nyaman. Berkomunikasi secara terbuka dapat membantu anak belajar bagaimana membina hubungan yang sehat dan membuatnya cerdas bertindak dalam hal seks.
Sexting
Sebanyak 20 persen remaja laki-laki dan perempuan mengirim pesan seksual melalui pesan singkat. Bicaralah dengan anak mengenai hal itu, tanyakan apakah ia pernah mendengar tentang hal tersebut, jelaskan mengapa hal itu tidak pantas,dan apa konsekuensi bisa ia melakukannya. Misalnya saja suspensi dari pihak sekolah atau bahkan polisi.
Merokok
Sembilan dari 10 orang dewasa yang merokok mengawali kebiasaan kebiasaan merokok sejak masih anak-anak. Setiap hari, lebih dari 3.900 anak menjadi perokok aktif. Diskusikanlah dengan anak mengenai bahaya merokok, tanyakan kepada mereka apa yang mereka pikirkan tentang merokok dan jangan hakimi mereka. Libatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan yang jauh dari rokok, seperti olahraga.
Alkohol
Semakin tinggi pendidikan anak, semakin tinggi kesempatan mereka mencoba alkohol. Sama seperti rokok, Anda bisa menjaga anak dari alkohol dengan cara mendiskusikannya. Bagaimana alkohol mempengaruhi tubuh dan kerusakan apa saja yang dapat terjadi.
Meski Anda percaya anak Anda tidak akan terjerumus pada narkoba, tetap awasi “gerak-geriknya”. Perhatikan tanda-tanda yang ditunjukkan anak, apakah nilainya menurun, ia menarik diri dari keluarga, siapa teman-temannya, dan lain sebagainya.
Bullying
Bullying umum terjadi di antara remaja. Ajarkan anak Anda bagaimana menangani intimidasi, bagaimana berbicara dengan Si Pengganggu dengan suara tenang dan menjauhinya, dan berbicara dengan orang dewasa yang dipercaya mengenai hal ini. Atau, jika anak Anda pelakunya, ajarkan anak bahwa setiap orang itu berbeda dan itu bukan hal yang salah. Ingatkan mereka untuk menghentikan perbuatannya sebelum menyakiti seseorang.
Sebenarnya masih ada masalah lain yang mungkin akan dihadapi anak. Namun apapun masalahnya, akan lebih mudah untuk menyelesaikan jika Anda berkomunikasi dengan anak. Pilih waktu dan tempat yang nyaman untuk berdiskusi agar kalian lebih mudah berbagi perasaan satu sama lain
.