Penyebab Sering Buang Air Kecil atau Beser pada Wanita - Jika sebentar-sebentar mesti buang air kecil, tentu bikin capek dan tak nyaman. Padahal, bila konsumsi cairan dikurangi justru bisa meningkatkan risiko gangguan kandung kemih. Jangan sedih, masih ada cara untuk mengatasinya, kok! Ketika harus menjalani pertemuan penting yang lumayan panjang, Anda berulang kali izin untuk buang air kecil (BAK). Tentu saja seisi ruangan jadi tak nyaman dengan perilaku Anda. Berkali-kali ketika pembicaraan penting dilakukan, Anda meninggalkan ruangan hanya untuk berkemih.
Ya, BAK yang terlalu sering atau kerap disebut orang awam sebagai beser, memang bisa mengganggu secara sosial, psikologis, hingga fisik. Kondisi ini sebenarnya merupakan hasil dari kontraksi dinding kandung kemih yang meningkat frekuensinya. Normalnya urin diproduksi 2 sampai 2,5 liter perhari dan dikeluarkan sekitar 7 kali dalam sehari. Urin ini langsung diproduksi setelah mengkonsumsi cairan, namun tak seketika dikeluarkan.
Setelah kandung kemih penuh (sekitar 200 sampai 300 mililiter) akan timbul kontraksi pada otot dinding kandung kemih dan terkirim sinyal ke otak sebagai keinginan untuk berkemih.
Pada kejadian normal, tekanan pada kandung kemih ini bertahan stabil hingga kandung kemih penuh, sehingga orang akan berkemih sekitar setiap 2 jam sekali. Namun, bila terjadi ketidakkonstanan fase pengisian maupun kontraksi otot dinding kandung kemih, proses ini lantas berjalan lebih singkat.
Inilah yang menurut dr. Charles M. Hutasoit, Sp.U, spesialis urologi dari Siloam Hospital Kebon Jeruk, Jakarta, terjadi pada sebagian besar kasus beser atau overactive bladder.
Sayangnya beser atau berkemih yang terlalu sering ini bisa terjadi pada siapapun. Bukan hanya pada kaum lanjut usia, yang muda pun bisa mengalaminya. Kejadiannya pun disebabkan beragam pemicu. Apa sajakah itu?
Idiopatik
Sebagian besar kasus beser tak diketahui penyebabnya secara jelas. Tiba-tiba saja frekuensi BAK jadi lebih sering dan amat mengganggu. Meski tak mengonsumsi banyak cairan, minuman tertentu, maupun berada di lingkungan yang bisa memicu beser, tetap mengalami beser.
Menurut Charles, kejadian beser yang sulit dijelaskan penyebabnya ini kebanyakan terjadi pada orang-orang yang sensitif terhadap rangsang BAK.
Jika orang lain masih bisa menahan keinginan berkemih, tak demikian pada orang-orang ini. Begitu tercetus keinginan berkemih, ia sudah harus berkemih, karena perasaan yang sudah sangat tidak nyaman.
Gangguan Kandung Kemih
Proses berkemih yang terlampau sering juga bisa disebabkan adanya gangguan pada kandung kemih. Pada kasus infeksi saluran kemih, umumnya juga disertai frekuensi BAK yang meningkat. Ini disebabkan infeksi tadi juga memicu kontraksi pada kandung kemih yang mencetus rangsang ingin BAK.
Selain itu, riwayat operasi di daerah kandung kemih maupun ginjal juga bisa meningkatkan frekuensi ke belakang. Namun, pada kasus ini lebih banyak disebabkan proses pengosongan ginjal yang berlangsung lebih cepat. Atau bisa dikatakan proses pembentukan urin yang relatif lebih cepat.
Gangguan Syaraf
Pada beberapa kasus, cedera persyarafan di otak maupun tulang belakang (medula spinalis), juga mempengaruhi pusat kencing di otak. Gangguan ini bisa meningkatkan kejadian beser.
Meski tanpa proses pengisian atau pemenuhan isi kandung kemih, otak sudah lebih dulu mengirim sinyal untuk berkemih.
Namun, beser yang disebabkan gangguan syaraf biasanya tidak berdiri sendiri. Beberapa juga disertai kaki lumpuh, buang air besar tak terkontrol, dan sebagainya. Menegakkan diagnosa seperti ini pun didahului pemeriksaan oleh dokter syaraf. Dan dicari pula adanya ketegangan otot tubuh bagian bawah yang menyebabkan kandung kemih sering berkontraksi.
Minuman
Beser juga seringkali dicetus oleh konsumsi bahan tertentu. Beberapa konsumsi minuman seperti teh, kopi, juga alkohol, disinyalir dapat meningkatkan frekuensi BAK. Ini disebabkan zat aktif pada teh, kopi, maupun alkohol yang memang bersifat diuretik. Dengan kata lain, zat yang terkandung di dalam minuman ini merangsang terbentuknya air kencing.
Diakibatkan syaraf simpatis pada dinding kandung kemih yang terangsang oleh zat ini merespons dengan memproduksi urin lebih banyak. Akibatnya, kandung kemih cepat terisi dan penuh.
Tentu saja ini kurang baik bagi tubuh, karena intake cairan jadi tak sesuai dengan kebutuhan cairan tubuh, serta memperberat kerja organ.
Cuaca
Kondisi beser atau sering BAK juga bisa dipengaruhi oleh cuaca tertentu, seperti hawa dingin atau musim penghujan. Namun, ini lebih banyak berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam beradaptasi dengan suhu ruangan.
Ketika tubuh berusaha mempertahankan stabilitas suhu badan terhadap suhu ruangan, terjadi proses peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah ini juga melalui proses faso dilatasi (pelebaran) dan faso konstriksi (pengecilan) pembuluh darah seluruh tubuh. Akibatnya curah darah menuju ginjal pun jadi lebih banyak. Ginjal bekerja lebih aktif sehingga produksi urin lebih cepat.
Obat-obatan
Sejumlah obat penurun berat badan ada pula yang bekerja dengan cara memancing proses berkemih lebih sering. Menurut Charles, kebanyakan obat-obatan ini bekerja dengan sifat diuretik atau meningkatkan proses pembentukan air kencing. Tujuannya, sudah barang tentu untuk mengurangi berat badan dengan menurunkan kandungan air dalam tubuh. Tetapi, sekali lagi, zat yang bersifat diuretik ini tak baik dikonsumsi, terutama untuk tujuan penurunan berat badan.
Proses ini bisa meningkatkan risiko gangguan keseimbangan cairan tubuh dan secara tak langsung mempengaruhi kinerja organ
.