Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Mencegah Kematian Bayi - Hati-hati jika berat badan janin di kandungan lambat bertambah. Bisa jadi ada gangguan yang menghambat pertumbuhannya.
Salah satu tanda kehamilan yang sehat adalah berat badan janin yang bertambah sesuai grafik pertumbuhannya. Sejak trimester pertama hingga trimester ketiga, tabel atau grafik pertumbuhan janin bisa diketahui. Normalnya, di trimester pertama, berat badan janin ada di angka beberapa gram saja. Pada trimester kedua (12 minggu – 28 minggu), berat badannya menjadi 1 kg, dan menjadi kira-kira 2,5 kg pada trimester terakhir, yakni usia kehamilan 28 minggu – 35/36 minggu.
Perkiraan Berat
Menurut
dr. Nurwansyah, Sp.OG, pada pemeriksaan kehamilan, berat badan janin dihitung berdasarkan pemeriksaan USG. Antara lain dengan menghitung lingkar kepala, lingkar perut, dan tulang paha janin.
“Ada rumusnya. Dihitung berdasarkan pengukuran diameter kepala, lingkar perut, dan panjang tulang paha, kemudian dikonversi sehingga keluar angka perkiraan berat badan janinnya. Beberapa mesin USG juga ada yang bisa menampilkan grafik pertumbuhan ini,” ujar spesialis kebidanan dan kandungan RS Premier Bintaro ini melanjutkan.
Mengapa disebut “perkiraan berat badan”? Menurut Nurwansyah, hal ini karena perhitungan memang memiliki margin
error. Margin
errornya tergantung mesin (USG) dan Si Pemeriksa (dokter). Margin sendiri berkisar sekitar 200 – 400 gram. Misalnya, di usia 27 minggu perkiraan berat badan janin 1 kg. Ketika lahir, berat badannya bisa 800 sampai 1200 gram.
Selisih Jauh
Namun, pertumbuhan janin bisa terhambat beberapa sebab. Pertumbuhan janin yang terhambat ini akan berpengaruh juga terhadap perkembangan berat badan bayi.
Jika selisih antara perkiraan dan angka lahir berat badan sangat jauh, berarti berat badan janin terhambat. Misalnya, usia kehamilan 28 minggu, tapi berat badan janin cuma 500 gram. Atau, usia janin 14 minggu, tapi ukuran berat badannya sesuai usia janin 7 – 8 minggu. “Sebaiknya hati-hati. Kemungkinan ada gangguan pertumbuhan,” jelas Nurwansyah.
Kemungkinan gangguan pertumbuhan ini harus dicari tahu sebabnya. Apakah ada cacat kromosom atau penyakit lain. “Biasanya, bayi-bayi seperti ini, ukuran pahanya sangat kecil, tidak sesuai dengan ukuran paha janin usia 14 minggu, begitu juga ukuran kepala,” jelas Nurwansyah. Namun, masih dianggap normal jika usia kehamilan masuk 38 minggu dan berat badan janin 2,5 kg.
Beragam Sebab
Jika hambatan ini terjadi di trimester pertama, kemungkinan besar terdapat kelainan kromosom. Jika muncul saat memasuki trimester kedua, masih mungkin disebabkan kelainan kromosom, atau ada kelainan pertumbuhan janin akibat penyakit lain. Misalnya, Si Ibu menderita diabetes.
“Biasanya, tubuh bayi dari ibu diabetes bisa besar tapi tidak sehat. Nah, kadang-kadang, Si Ibu menderita diabetes di mana pembuluh darahnya sudah rusak,” papar Nurwansyah. Akibatnya, pembuluh darah di ari-ari (plasenta) rusak dan asupan makanan bagi janin di plasenta juga terganggu serta berakibat pertumbuhan janin terhambat.
Penyakit lain misalnya hipertensi, sakit jantung, atau Si Ibu perokok (baik perokok pasif, apalagi perokok aktif). Hal ini juga bisa mengakibatkan berat badan janin tak sesuai berat ideal. Atau, dapat juga disebabkan konsumsi makanan yang tidak benar, atau sejak awal janin memang sudah mengalami kelainan seperti kelainan kromosom atau kelainan kongenital yang lain.
Penyebab lainnya, kelainan skeletal (tulang-tulang). Misalnya, tulang punggung, tulang iga, dan tulang pahanya tidak benar. Gangguan metabolisme juga bisa memengaruhi berat janin. “Intinya, di trimester kedua sampai awal trimester ketiga, pertumbuhan janin bisa terganggu, baik karena Si Ibu maupun dari janinnya sendiri,” lanjutnya.
Ancaman Kematian
Pertumbuhan janin yang terhambat ini tentu saja tak boleh diremehkan karena risikonya bisa bermacam-macam. Si Ibu sendiri sebetulnya relatif lebih “aman” dari risiko. Kecuali, jika janin terhambat akibat penyakit yang diderita Si Ibu. Sebut saja, hipertensi, keracunan kehamilan, penyakit jantung, dan sebagainya.
Pada kasus
preeklampsia atau keracunan kehamilan, misalnya, yang memicu naiknya tekanan darah Si Ibu. Tekanan darahnya harus diobati.
Preeklampsia juga bisa mengganggu fungsi ginjal dan harus diobati sejalan dengan penanganan pada bayi.
Kalau tekanan darah tidak juga turun dalam tempo 3x24 jam, janin harus segera dikeluarkan, kecuali usia janin masih sangat muda. Tapi, kalau
flow-nya (aliran darah) masih bagus dan tekanan darah masih bisa diatasi, maka kehamilan bisa diteruskan sampai masuk usia 3 minggu dan baru dilahirkan. Umumnya, ibu dengan kondisi ini melahirkan
caesar.
Jika hambatan terjadi pada trimester kedua kehamilan atau memasuki trimester ketiga kehamilan, dampak fatal yang terjadi berupa kematian janin bisa mengancam. Yang sulit adalah jika janin kecil, sementara si ibu hamil pertama dan janin harus dipertahankan. Bahayanya, jika janin tidak mendapat asupan makanan dari plasenta, ia bisa meninggal di dalam kandungan.
Periksa Aliran Darah
Oleh karena itu, penyebab gangguan berat badan janin harus diketahui sejak dini melalui pemeriksaan
ultrasonography (USG). Selain bisa memeriksa fisik Si Janin, pemeriksaan USG juga mampu melihat aliran darah dari plasenta ke bayi. Jika terjadi gangguan, gambaran gelombangnya akan tersendat.
“Namanya pemeriksaan
flow. Nilai resisten indeksnya (antara memompa darah dan menerima darah) harus di bawah 0,8. Di atas itu, sekecil apa pun janin, harus segera dilahirkan dalam tempo 2x24 jam, karena hampir bisa dipastikan bayi bisa meninggal dalam 2x24 jam,” jelas Nurwansyah. Apalagi aliran darah yang mesti dipompa tidak keluar saking terhambatnya.
“Nah, dokter kemudian akan merekomendasikan apakah janin harus segera dikeluarkan (dilahirkan) atau masih bisa ditunggu sampai usia janin agak besar,” lanjutnya. Kalau memang kondisinya sudah gawat, janin harus dikeluarkan dalam waktu tertentu. Jika tidak, janin bisa meninggal. Kalau bayi di luar, bisa dilakukan intervensi, misalnya dengan memberikan makanan.
Jika pertumbuhan janin tidak sesuai grafik tetapi
flow-nya masih memungkinkan, Si Ibu harus mengonsumsi makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi. Komponen utama zat gizi yang dibutuhkan janin adalah karbohidrat, protein, dan oksigen. Jika asupan ini kurang, ibu bisa makan asupan berkarbohidrat tinggi, semisal es krim. Protein bisa diambil dari ikan yang bisa dijumpai dengan mudah di pasar. Oksigen bisa diperoleh dengan jalan menghindari asap rokok (pasif atau aktif) dan menghindari polusi udara.
Pentingnya USG
Salah satu pemeriksaan kehamilan adalah dengan pemeriksaan ultrasonography (USG). Pemeriksaan USG memang menjadi “mata” dokter kebidanan dan kandungan untuk melihat dan merabarasakan kondisi janin. Bahkan, janin yang sedang stres pun bisa ketahuan.
Menurut Nurwansyah, saat perempuan terlambat haid, ia harus segera melakukan USG. Fungsinya, untuk melihat apakah kehamilan ada di dalam atau di luar kandungan. Kalau bayi belum kelihatan tapi sudah ada kantungnya, harus dilihat lagi 2 minggu atau satu bulan berikutnya sampai Si Janin muncul. Normalnya, ukuran bayi juga harus bertambah setiap bulan
.