Manfaat Pil Obat KB Cara Mencegah Kehamilan - 57 tahun lalu seorang ilmuwan Amerika Serikat, Carl Djerrasi, dan rekannya, George Rosencranz, menemukan pil KB dari sintesis progesterone,yang berasal dari tumbuhan umbi rambat (Mexico dioscora). Temuan Djerrasi ini kemudian digunakan sebagai obat pencegah kehamilan, dan resmi beredar di Amerika pada tahun 1960.
Sintesis progesteron ini mampu bekerja menekan pertumbuhan lapisan endometrium yang menentukan keberlangsungan hidup buah kehamilan di dalam rahim. Sehingga praktis membuat buah kehamilan sulit menempel maupun terjadinya kehamilan.
Namun, di tahun-tahun berikutnya hingga akhir era 60-an, banyak perusahaan farmasi Eropa berlomba meneliti dan memformulasi pil KB. Sampai ditemukannya pil KB yang menggunakan hormon estrogen dan progesteron, yang bekerja membalik proses normal reproduksi wanita agar tak terjadi pembuahan.
Pada dasarnya kadar FSH - yang mempengaruhi diproduksinya estrogen setelah masa haid - diproduksi tinggi pada saat beberapa hari sebelum masa ovulasi. Estrogen berfungsi memacu pertumbuhan lapisan endometrium sebelum terjadi pembuahan. Selain itu, memacu proses pematangan sel telur hingga sel telur dilepaskan, atau yang dikenal dengan masa ovulasi (masa subur).
Sedangkan hormon LH - yang mempengaruhi produksi progesteron - mempersiapkan rahim untuk pembersihan atau peluruhan lapisan endometrium. Progesteron akan diproduksi tinggi pada saat menjelang haid. Dan untuk mencegah terjadinya pembuahan, hormon ini ditekan dengan hormon sebaliknya, sehingga tak sempat terjadi pembuahan. Misalnya, dengan menambah hormon progesteron untuk menghambat pematangan sel telur.
Namun, tak semua pil KB mengandung kedua hormon ini. Pada wanita menyusui, pil KB yang memang mengandung estrogen tak disarankan dikonsumsi, karena akan menyebabkan penurunan kualitas dan jumlah ASI. Wanita menyusui lebih disarankan untuk menggunakan pil KB yang mengandung derivate progesterone saja.
Mudah & Minim Risiko
Berbeda dengan alat kontrasepsi lain, kontrasepsi pil tak memerlukan prosedur rumit ataupun rasa sakit. Selain itu, jika ingin menghentikan KB dan mengupayakan kehamilan, tak perlu menunggu berbulan-bulan. Cukup sekali haid dan setelahnya sudah bisa hamil kembali.
"Apalagi pil KB ini sudah lama diteliti dan disempurnakan oleh para ilmuwan, sehingga pil atau oral contraception ini adalah alat KB yang mendekati ideal," ujar dr. Ari Waluyo, Sp.OG, spesialis kebidanan dan kandungan dari RS Bersalin Asih Jakarta. Cara penggunaan dan mendapatkan pil KB ini pun mudah. Cukup mendatangi dokter kandungan atau bidan pelayan KB untuk diresepkan alat kontrasepsi pil KB.
Atau, jika kurang yakin dengan efektifitas yang dihasilkan atau kemungkinan reaksi yang ditimbulkan, dapat dikonsultasikan dulu. Setelah itu, dapat mulai mengonsumsi 21 pil KB sesuai hari yang tertera pada kemasan pil (jika jumlah pil 21 butir, atau 28 hari konsumi jika jumlah pil 28 butir).
Pil KB biasanya dikonsumsi mulai awal mendapat haid hingga 21 hari ke depan. Di masa awal, pil KB yang dikonsumsi mengandung estrogen. Namun setelah menginjak minggu ke-2, pil KB yang dikonsumsi mengandung juga progesteron, dan minggu ke-4 kadar kedua hormon tadi sama-sama turun.
Hal ini mengikuti siklus normal reproduksi wanita, dan hanya sedikit menekan pada saat terjadinya ovulasi atau 14 hari sebelum haid terjadi, dengan meningkatkan progesteron untuk menghalangi terbentuknya lapisan endometrium yang baik untuk perlekatan buah kehamilan. Serta meningkatkan estrogen sebelum ovulasi sehingga produksi FSH dan LH terganggu dan tidak terjadi kematangan sel telur, termasuk pengentalan lendir mulut rahim yang menghalangi sel sperma masuk ke dalam rahim.
Jangan Lupa Diminum
Sayangnya, terkadang pengguna pil KB akan menimbulkan keluhan di minggu-minggu awal bagi pengguna yang siklus haidnya tidak normal. Menurut Ari, hal ini tak perlu dikhawatirkan berlebihan, karena haid akan kembali normal dengan sendirinya. "Setelah 6 bulan pemakaian biasanya hormon-hormon akan bekerja dengan baik dan siklus haid kembali normal," ungkap dokter Ari.
Lalu, bagaimana jika sering lupa meminumnya? Menurut Ari, kesalahan yang umum terjadi dari penggunaan pil KB memang kelupaan meminumnya. Akan tetapi, kealpaan ini tak lantas akan langsung menyebabkan kehamilan.
Kelupaan meminum pil KB bisa disiasati dengan membiasakan mengonsumsinya pada satu waktu, misalnya di pagi hari. Namun jika sudah terlanjur lupa, segera minum pil tadi dan konsultasikan ke dokter atau bidan terdekat. Jika lupa minum pil hingga hari ke 3 (kurang dari 72 jam), kehamilan masih dapat dicegah dengan pemberian emergency pill atau pemasangan IUD.
Hilangkan Jerawat
Berbeda dengan alat KB hormonal lain, pil KB cenderung tak akan menimbulkan gangguan haid hingga berbulan-bulan. Ataupun memicu terjadinya keganasan di dalam rahim. Bahkan, ibu menyusuipun boleh menggunakannya (pil KB khusus untuk ibu menyusui yang tak mengandung estrogen).
Bahkan temuan ilmiah terkini, pil KB yang dibuat dari bahan ethinylestradiol dan drospirenone dipandang memiliki banyak manfaat lain. Drospirenone kini diproduksi dari turunan 17a spironolakton, bukan dari androgen. Bahan progesteron yang sudah tak berasal dari androgen (hormon laki-laki) ini memiliki efek anti androgenik. Sehingga jika digunakan pada wanita yang berjerawat, dapat mengurangi jerawatnya.
"Menggunakan pil KB dengan progesteron justru akan berefek anti androgen, seperti kandungan siprosterone asetate atau drospirenone yang bisa mengurangi jerawat, bulu tangan, kumis, dan bulu dada atau perut," tutur Ari. Selain masalah kulit, pengentalan lendir serviks yang terjadi juga dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi dalam rahim.
"Lendir serviks berguna juga sebagai life barrier untuk menjaga kesehatan organ dalam wanita," imbuh Ari lagi. Hormon progesteron dari pil KB yang dikonsumsi juga memberi manfaat yang bersifat antimineral kortikoid. Bahan ini meningkatkan rasa nyaman dan menurunkan nyeri haid yang mungkin dirasakan.
Juga cocok meredakan gejala PMS (pre menstruation syndrome) seperti pusing, kembung, badan tak enak, mood berubah, dan lainnya. Bersama efek anti androgenik ini dapat menurunkan retensi cairan akibat siklus haid. Retensi cairan inilah yang antara lain menimbulkan gejala PMS. Dengan adanya pengaturan kadar estrogen dan progesteron, pil KB dapat memberi manfaat lain: siklus haid dan frekuensi darah haid yang normal.
Wapada Riwayat Kesehatan
Meski terbukti aman, sekalipun bagi wanita yang sedang menyusui, namun ada beberapa wanita yang memang tak dianjurkan menggunakan pil KB ini. Menurut Ari, meski kecil risiko terjadinya komplikasi akibat pil KB, sebaiknya wanita dengan riwayat kesehatan tertentu harus memperhatikan kontraindikasi yang tak boleh memanfaatkan pil KB.
Wanita dengan hipertensi, apalagi pada saat akan menggunakan pil KB tensi darahnya di atas 140 (sistol) per 90 (diastol), sisarankan tidak menggunakan pil KB atau alat kontrasepsi hormonal lainnya. Dikhawatirkan jika terjadi retensi (tertahannya) air di dalam tubuh, akan mempertinggi tekanan darah dan meningkatkan risiko terjadinya stroke. Begitu juga wanita dengan riwayat penyakit diabetes dan jantung.
Pemilik riwayat gangguan fungsi hati, juga tak dianjurkan menggunakan pil KB. Hormon steroid yang dikandung dalam pil KB memerlukan proses penguraian dalam hati. Akibat dari proses ini, akan memperberat fungsi hati dan mengganggu fungsi hati yang sudah menurun.
KB Hormonal Pada Spiral
Selama ini KB spiral dikenal sebagai alat kontrasepsi mekanik. Namun, temuan terbaru di bidang medis ternyata telah menciptakan spiral yang dilengkapi dengan hormon progesteron. Beberapa manfaat KB spiral dengan hormon ini antara lain:
1. Risiko kegagalan KB semakin kecil
2. Dapat mengurangi perdarahan hebat pada saat menstruasi
3. Melancarkan haid
.