Anggapan Salah Keputihan dan Cara Membersihkan Vagina - Banyak anggapan-anggapan salah seputar keputihan dan cara membersihkan vagina.
DR. dr. Ali Sungkar, SpO (
K), memberikan penjelasan seputar mitos yang meresahkan tersebut.
1. Pantyliners dapat mereduksi keputihan.
Banyak wanita yang nyaman menggunakan pantyliners karena vagina terhindar dari kelembaban. Memang benar, cairan vagina yang keluar bisa diserap. Hanya saja plastik di salah satu sisinya dapat mengubah situasi di sekitar vagina. “Plastik ini membuat vagina menjadi tertutup sehingga lebih lembab. Vagina yang lembab malah bisa menyebabkan jamur,” ujar dr. Ali
2. Vagina harus dibersihkan dengan sabun.
Ada benarnya. Tapi yang harus diperhatikan, sabun seperti apa? Seperti halnya tubuh dan muka yang membutuhkan jenis sabun berbeda, begitu pula vagina. Perbedaan kondisi kulit menyebabkan treatment pada organ tubuh harus berbeda pula. Untuk membersihkan organ intim Anda, gunakan sabun dengan PH rendah, yaitu kisaran 3,5 – 4,5. Produk sabun tersebut banyak beredar di pasaran dengan tingkat PH yang tertera di kemasannya.
3. Vagina harus sering dicuci
Keinginan menjaga vagina agar tetap bersih mungkin Anda tempuh dengan mencucinya menggunakan air. Faktanya, PH air normal adalah 7. Air normal tidak termasuk golongan asam, melainkan basa. Sementara jika asamnya berkurang, perkembangan bakteri yang diperlukan vagina akan tersendat. Maka cuci saja vagina seperlunya, pastikan vagina sampai benar-benar kering agar keasamannya kembali stabil.
4. Intra Uterine Device (IUD) memicu keputihan
Tidak secara langsung. Prosesnya, benang pada IUD bisa menjadi jembatan sehingga keputihan bisa naik ke arah panggul. Jika demikian, dapat memicu infeksi sehingga mengakibatkan peradangan panggul. Jadi IUD tidak secara langsung memicu keputihan, hanya dapat menjembatani keputihan pada wilayah panggul
.